Cerita Self-Taught dan Menjadi Coder

Hi Gengs, semoga semua selalu sehat di waktu pandemi ini ya. Kali ini saya mau coba sharing tentang belajar mengenai coding yang saya lakukan secara mandiri / self-taught.

Mungkin kita bisa langsung ke point utamanya, ada nggak sih requirementnya, kalo mau belajar mandiri / self-taught untuk coding. Untuk catatan, semua yang ada di article ini adalah pendapat saya pribadi, jadi mungkin akan berbeda dengan teman teman disana :).

Pertama dan utama, syarat / requirement untuk self-taught coders adalah motivasi. Yup, motivasi adalah syarat utama, tanpa motivasi, self-taught coders akan gagal. Why? karena saat belajar secara mandiri, tidak ada yang akan menyuruh kita untuk belajar. Akan tiba saatnya saat musuh musuh alami kita (kemalasan) datang, dan kita akan bosan untuk belajar.

Dan untuk teman teman yang belum pernah ngoding, dan sempet anti ngoding seperti saya, jujur saya baru belajar ngoding pas 29 tahun :)), karena memang sempet anti dengan ngoding. Cuma setelah nyoba, eh malah ketagihan, So, buat yang belum pernah coba, monggo di coba ya, siapa tau ternyata yang belum nyoba, ketagihan juga setelah nyoba ngoding :)).

Nah, syarat dan ketentuan sudah selesai, sekarang kita lanjut ke proses selanjutnya yang saya lakukan.

Setelah motivasi ada, yang saya lakukan pada saat itu adalah langsung eksekusi project. Wait, Whaaat? Iya serius, saya langsung eksekusi internal project bermodalkan pengetahuan apa adanya, saat itu saya menggunakan language python. Ini web yang saya pelajari, saat pertama kali belajar python (https://www.py4e.com/lessons).

Saya berhenti di chapter 8 :)), dan tidak melanjutkan materi selanjutnya, karena saya rasa sudah cukup untuk mengerjakan project. Untuk informasi, project yang saya kerjakan saat itu berkaitan dengan manipulasi string, saat ini projectnya sudah run di internal perusahaan untuk support converting log/capture dari infrastructure/network device menjadi report dalam extension docx.

Seiring berjalannya waktu saya pun submit project tersebut ke atasan saya (My Best Boss and My Best Bro, Helmi Muzammil), dan ternyata dia tertarik dengan project yang saya jalankan.

Singkat cerita, project bertambah besar dan join temen saya and also My Partner in Crime, Dedy Darisman dan Luthfi Anandra. Disini project semakin menarik karena bertambahnya kepala dan ide. Project yang mulainya hanya CLI based, mulai saat ini berkembang menjadi Web based.

Pada saat berkembang menjadi Web based, saya baru mulai mempelajari trio kwek kwek, yang awalnya saya juga malas (HTML, CSS, Javascript).

Singkat cerita, saat ini sudah ada juga beberapa project tambahan yang saat sudah dikerjakan. Ada beberapa hal yang saya pelajari karena memang kebutuhannya :

  1. Linux (Ubuntu) : Sebenernya pasti semuanya sudah pernah tau atau pakai linux, cuman masalah intensitas dan penggunannya saja sih. Saya mulai migrasi ke linux sebagai OS utama karena kemudahannya untuk instalasi (package manager, sdk, dll) dengan menggunakan terminal, dan doi sangat fluent terkait dengan kebutuhan containerization
  2. FrontEnd Framework (Vue) : Seiring dengan kebutuhan UI yang semakin kompleks, pendekatan menggunakan framework akhirnya kami pakai, dan kami memilih vue, karena cepat untuk belajar (1 hari bisa nge gas gengs) dan di eksekusi
  3. Rest API : Karena kami memilih untuk menggunakan Vue, tentunya system monolitic tanpa Rest API harus di convert, agar jelas pembagian tugas antara FrontEnd dan BackEndnya
  4. Database : System makin canggih, db masih di sqlite3 :)). Akhirnya kami sepakati untuk move ke arah MySQL (SQL) dan MongoDB (NoSQL) sesuai dengan kebutuhannya
  5. Docker/Container : Instalasi adalah hal yang paling bikin males. Solusinya docker/container
  6. docker-compose : Ngapalin docker run itu males, mending kita taro docker-compose.yml di dalem repo, sehingga tinggal jalanin aja deh

Ada beberapa hal juga yang sedang saat ini saya pelajari seperti golang, karena images dockernya yang sangat kecil, lightweight dan menggoda, dan docker swarm untuk kebutuhan load balance container.

Mungkin kalau mau diceritain detail, bakal lama ni gengs :), tapi kira kira itu semua yang saya lakukan dalam proses belajar.

Belajar adalah sesuatu yang tidak seharusnya berhenti, dan belajar dengan real project yang menjadi solusi yang bisa membantu orang lain adalah sesuatu yang lebih bermanfaat dibanding hanya sekedar belajar.

Jujur saya bukan orang yang Ngonsep banget. Bahkan saya belajar OOP pas saya belajar Flutter, karena iseng aja, soalnya lagi hype :)). Yang mau saya sampaikan adalah, cara setiap orang belajar beda beda, ada yang kuat berjam – jam nonton tutorial, ada yang males dan pengen buru-buru eksekusi seperti saya. Yang terpenting menurut saya malah menurut saya bukan perbedaan cara belajarnya, tapi pada saat eksekusi ada kesepakatan, terutama saat bekerja dalam team, contoh kecil deh, masalah name convention, kalau memang kita sepakati name convention harus seperti ini atau seperti itu, baiknya kita sepakati dan setiap member mengikuti, dan belajar juga untuk terbuka, karena pada saat kita mau menerima pendapat, disitu kita bisa terus belajar.

Untuk ringkasan, yang bisa saya sampaikan adalah beberapa point berikut :

  1. Cari motivasi, kenapa kita harus belajar coding
  2. Cari real project untuk menampung motivasi kita
  3. Cari teman, biasanya bakal ada ide ide yang unexpected dari orang lain (mungkin ini opsional ya, kebetulan saya extrovert, jadi memang energi saya, dari orang lain)
  4. Kenali diri kita sendiri, karena cara setiap orang berbeda, khususnya dalam hal ini adalah cara belajar
  5. Jangan lupa, programming is just tools, sometime people forget, the most important is you can develop solution from those tools :))

Semoga bermanfaat ya Gengs 🙂

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

Situs yang Didukung WordPress.com.

Atas ↑

%d blogger menyukai ini: